BAB I
PEMBAHASAN
A.
Surah An-Nahl Ayat 125
1.
Ayat
äí÷$#
4n<Î)
È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/
ÏpsàÏãöqyJø9$#ur
ÏpuZ|¡ptø:$#
( Oßgø9Ï»y_ur
ÓÉL©9$$Î/ }Ïd
ß`|¡ômr&
4 ¨bÎ)
y7/u
uqèd
ÞOn=ôãr&
`yJÎ/ ¨@|Ê
`tã ¾Ï&Î#Î6y
( uqèdur
ÞOn=ôãr&
tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ
2.
Terjemah ayat
Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
3.
Penjelasan
ayat
äí÷$#
4n<Î)
È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/
ÏpsàÏãöqyJø9$#ur
ÏpuZ|¡ptø:$#
( Oßgø9Ï»y_ur
ÓÉL©9$$Î/ }Ïd
ß`|¡ômr&
Hai rasul, seluruh orang yang kau
di utus kepada mereka dengan cara, menyeru mereka kepada syari`at yang telah
digariskan Allah bagi makhluknya melalui wahyu yang diberikan kepadamu, dan
memberi mereka peringatan dan pelajaran yang diletakan dalam kitab-Nya sebagai Hujjah
atas mereka, serta selalu di ingatkan kepada mereka, seperti diulang-ulang
dalam surat ini. Dan bantahlah mereka dengan bantahan yang lebih baik daripada
banthan lainnya, seperti memberi maaf kepada mereka jika mereka mengetori
kehormatanmu, serta bersikaplah lemah lembut terhadap mereka dengan
menyampaikan kata-kata yang baik, sebagaimana firman Allah di dalam ayat lain:
*
wur
(#þqä9Ï»pgéB @÷dr&
É=»tGÅ6ø9$# wÎ)
ÓÉL©9$$Î/ }Ïd
ß`|¡ômr&
wÎ)
tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß óOßg÷YÏB
(
Dan janganlah kamu berdebat denganAhli
Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim
di antara mereka, dan Katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab)
yang diturunkan kepada Kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan Kami dan
Tuhanmu adalah satu; dan Kami hanya kepada-Nya berserah diri".
Yang
dimaksud dengan orang-orang yang zalim Ialah: orang-orang yang setelah
diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara
yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan
permusuhan.
¨bÎ) y7/u
uqèd
ÞOn=ôãr&
`yJÎ/ ¨@|Ê
`tã ¾Ï&Î#Î6y
( uqèdur
ÞOn=ôãr&
tûïÏtGôgßJø9$$Î/
Sesungguhnya Tuhanmu, hai rasul, lebih mengetahui tentang
orang yang menyimpang dari jalan yang lurus di antara orang-orang yang berselisih
tentang hari Sabtu dan lainnya, serta lebih mengetahui tentang siapa di antara
mereka yang menempuh jalan lurus dan benar. Dia akan memberi balasan kepada
mereka semua, ketika mereka kembali kepada-Nya, sesuai dengan hak mereka
masing-masing.
Gunakanlah metode terbaik dalam berdakwah dan berebat,
yaitu berdakwah dengan cara yang terbaik. Itulah kewajibanmu. Ada pun pemberian
petunjuk dan penyesatan, serta pembalasan atas keduanya, diserahkan kepada-Nya
semata, bukan kepada selainnya. Sebab, Dia lebih mengetahui tentang keadaan
orang yang tidak mau meninggalkan kesesatan kerena ihktiarnya yang buruk, dan
tentang keadaan orang yang mengikuti petunjuk karena dia memiliki kesiapan yang
baik. Apa yang digariskan Allah untukmu di dalam berdakwah, itu lah yang
dituntut oleh hikmah, dan itu telah cukup untuk memberikan petunjuk kepada
orang-orang yang mengikuti petunjuk, serta mehilangkan uzur orang-orang yang
sesat.
Allah menyuruh rasul-Nya berdakwah, dan menjelaskan
metodenya. Dakwah itu mengundang perintah kepada mereka untuk meninggalkan
agama bapak-bapak dan nenek moyang mereka, serta menghukumkan mereka dengan
sesat dan kafir. Hal ini mendorong sebagian besat mereka untuk menganiaya da`i,
baik dengan membunuh, mau pun memukul, atau pun mencaci makinya. Dengan
tabi`atnya da`i pun terdorong membalas penganiayaan orang-orang bodoh itu,
kadang dengan membunuh, kadang dengan
memukul. Atas dasar ini, tak pelak lagi Allah
menyuruh orang-orng yang menegakkan kebenaran untuk tetap memelihara
keadilan di dalam meberi balasan dan tidak melebihkannya.
B.
Surah Al-`Araf 176-177
1.
Ayat
öqs9ur
$oYø¤Ï© çm»uZ÷èsùts9 $pkÍ5 ÿ¼çm¨ZÅ3»s9ur t$s#÷zr&
n<Î) ÇÚöF{$#
yìt7¨?$#ur
çm1uqyd 4 ¼ã&é#sVyJsù
È@sVyJx.
É=ù=x6ø9$#
bÎ) ö@ÏJøtrB
Ïmøn=tã
ô]ygù=t
÷rr&
çmò2çøIs?
]ygù=t 4 y7Ï9º©
ã@sVtB
ÏQöqs)ø9$#
úïÏ%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»t$t«Î/ 4 ÄÈÝÁø%$$sù }È|Ás)ø9$#
öNßg¯=yès9
tbrã©3xÿtFt ÇÊÐÏÈ uä!$y
¸xsWtB
ãPöqs)ø9$#
z`Ï%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»t$t«Î/ öNåk|¦àÿRr&ur (#qçR%x.
tbqãKÎ=ôàt ÇÊÐÐÈ
2.
Terjemah
Dan kalau Kami menghendaki,
Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia
cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan
jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka)
kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
Amat
buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada
diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.
3.
Penjelasan
Ayat
öqs9ur $oYø¤Ï© çm»uZ÷èsùts9
Kalau kami kehendaki agar orang
itu kami angkat dengan ayat-ayat kami tersebut dan dengan mengamalkannya kepada
derajat-derajat kesempurnaan dan pengetahuan, bisa saja itu kami lakukan. Yaitu
kami buat petunjuk itu menjadi wataknya benar-benar, dan kami buatkan dia mesti
mengamalkannya, baik dengan suka hati atau pun terpaksa. Karena bagi kami itu
pun tidak sukar. Hanya saja itu bertentangan dengan sunnah kami.
ÿ¼çm¨ZÅ3»s9ur
t$s#÷zr&
n<Î) ÇÚöF{$#
yìt7¨?$#ur
çm1uqyd
Akan tetapi, orang itu cenderung dan lebih condong kepada dunia, dan
seluruh perhatian dalam hidupnya dia arahkan untuk menikmati
kelezatan-kelezatan jasmani, dan tidak ia arahkan kepada kidupan ruhani sama sekali, namun tak
puas-puas juga. Akhirnya hilanglah perhatian kami sama sekali untuk memikirkan
ayat-ayat kami yang telah kami berikan kepadanya.
Sudah menjadi sunnatullah pada manusia, bahwa dia memberi kebebasan padanya
untuk memilih sendiri amalnya yang dia punya kesiapan untuk melakukannya sesuai
dengan fitrahnya. Supaya balasan yang akan diberikan kepadanya sesuai dengan
apa yang dilakukan oleh tangannya, baik berupa amal baik atau amal buruk, dan
agar Allah menguji dia tentang perhiasan dan kenikmatan yang telah dia ciptakan
di atas bumi, sebagaimana firman –Nya:
$¯RÎ)
$oYù=yèy_ $tB n?tã ÇÚöF{$#
ZpoYÎ $ol°; óOèduqè=ö7oYÏ9
öNåkr&
ß`|¡ômr&
WxyJtã
ÇÐÈ
Sesungguhnya Kami telah
menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka
siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
Kemudian tiap orang dari mereka
itu mengarah kepada suatu tujuan yang disukainya. Arah itu dia pilih sebagai
suatu tujuan, sesuai bagat dan kecendrungan nalurinya, sebagaimana firman Allah
:
`¨B tb%x. ßÌã s's#Å_$yèø9$# $uZù=¤ftã ¼çms9 $ygÏù
$tB âä!$t±nS
`yJÏ9 ßÌR ¢OèO
$oYù=yèy_ ¼çms9 tL©èygy_
$yg8n=óÁt
$YBqãBõtB
#Yqãmô¨B
ÇÊÑÈ ô`tBur
y#ur& notÅzFy$#
4Ótëyur
$olm; $ygu÷èy uqèdur
Ö`ÏB÷sãB
y7Í´¯»s9'ré'sù
tb%2 Oßgã÷èy #Yqä3ô±¨B
ÇÊÒÈ yxä.
ÏJR
ÏäIwàs¯»yd
ÏäIwàs¯»ydur
ô`ÏB
Ïä!$sÜtã
y7În/u 4 $tBur
tb%x. âä!$sÜtã
În/u #·qÝàøtxC
ÇËÉÈ
18. Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), Maka
Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang
Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya
dalam Keadaan tercela dan terusir.
19. dan Barangsiapa yang
menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh
sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya
dibalasi dengan baik.
20.
kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu[849] Kami
berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat
dihalangi.(Al-isra 18-20
[849]
Yang dimaksud baik golongan ini maupun golongan itu ialah mereka yang tersebut
dalam ayat 18 dan 19 di atas.
Dan juga menjadi sunnah Ilahi,
bahwa kecenderungann manusia terhadap keinginan-keinginan hawa nafsu dalam
setiap perbuatannya tanpa perduli apa faedahnya, semua itu akan menyesatkan
dari jalan yang mengantarkan dia kepada jalan yang sesat menjerumuskan kepada
kehancuran.
¼ã&é#sVyJsù
È@sVyJx.
É=ù=x6ø9$#
bÎ) ö@ÏJøtrB
Ïmøn=tã
ô]ygù=t
÷rr&
çmò2çøIs?
]ygù=t
Sesungguhnya orang ini, dengan
sifat seperti itu, dia bagaikan anjing dalam kelakuannya yang terburuk dan
paling hina. Kerena dengan lebih condong dan cenderung kepada dunia dan
mempertaruhkan hawa nafsunya, maka orang itu pun menjadi makhluk yang terburuk
dan paling hina. Kerena dia senantiasa ingin dan tak mau berhenti, sibuk ingin
mengumpulkan kekayaan duniawi dan kemewahan-kemewahannya, dari yang
sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya, bagaikan budak-budak nafsu dan
penyembah harta. Anda lihat dari seorang yang menjulurkan lidahnya kerena
kepayahan dan letih, sekalipun apa yang dia cari itu barang yang hina, yang tak
perlu keletihan dan memayahkan. Dan anda lihat, setiap kali dia memperoleh
keluasaan dan kemudahan duniawi, maka semakin bertambah rakusnya terhadap
dunia.
y7Ï9º©
ã@sVtB
ÏQöqs)ø9$#
úïÏ%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»t$t«Î/
Contoh yang sangat ganjil itu
adalah perumpamaan dari kaum yang ingkar terhadap ayat-ayat Kami da angkuh
untuk menerimanya, baik kerana bodohnya ayat-ayat itu atau kerena taklid kepada
bapak-bapak atau moyang mereka. Mereka menyangka, kalau mereka beriman kepada
ayat-ayat itu, maka mereka akan kehilangan pamor dan jatuh derajat mereka,
bahkan tidak lagi mendapatkan kelezatan-kelezatan yang mereka nikmati. Sehingga
hal itu menjadi penghalang bagi mereka untuk memperhatikan ayat-ayat tersebut
dengan pernuh pemikiran dan pembuktian. Kalau mereka memandang kepada ayat-ayat
Allah dari sudut yang mencengangkan mereka, yakni tidak dapatnya mereka
menikmati kelezatan-kelezatan dan keinginan-keinginan
nafsu dan lain-lain, termasuk mengakui kesesatan nenek moyang dan yang
terdahulu mereka, maka alangakah persisnya keadaan mereka dengan meteka yang
diberi pengatahuan tentang ayat-ayat Allah, tetapi melepaskan diri kepadanya.
Kekeliruan tidak lah terletak apada ayat Alah, bahkan dia sendirilah yang
keliru, mengapa dia menurutkan hawa nafsunya sehingga mereka tidak dapat
mengambil manfaat dari ayat tersebut.
ÄÈÝÁø%$$sù }È|Ás)ø9$#
öNßg¯=yès9
tbrã©3xÿtFt
maka ceritakanlah wahai rasul
yang mulia, kisah-kisah orang yang keadaannya menyerupai keadaan mereka, yang
mendustakan ayat-ayat yang terang yang kamu bawa. Dengan kisah-kisah itu
diharapkan mereka mau memikirkannya, sehingga keadaan mereka yang buruk dan
lama memperhatikan dan berpikir dengan pikiran yang jernih tentang keadaan
mereka sendiri, dan mau memandang ayat-ayaat Allah denagn mata hatinya, bukan
dengan mata nafsu dan sikapnya yang bermusuhan.
Pada ayat di atas, terdapat
isyarat, betapa besar pemberian perumpamaan-perumpamaan seperti tersebut di
atas, dalam memberi keputusan hati, dan bahwa pengaruhnya lebih kuat daripada
sekedar memberi alasan-alasan dan bukti-bukti tanpa dibarengi dengan
perumpamaan-perumpamaan. Di samping terdapat pada ayat tersebut suatu isyarat
betapa besar isyarat berfikir, dan bahwa berfikir itu adalah prinsip ilmu dan
jalan yang akan menyampaikan kepada kebenaran. Dan oleh kaena itu, Allah
menganjurkan kepada kkita untuk berpikir diberbagai tempat, sebagaimana
firmannya:
4
¨bÎ)
Îû y7Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇÌÈ
Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan. (Ar-Ra`ad ayat 3).
4
y7Ï9ºxx. ã@Å_ÁxÿçR ÏM»tFy$# 5Qöqs)Ï9
tbrã¤6xÿtGt ÇËÍÈ
Demikianlah
Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.(Yunus
24)
uä!$y ¸xsWtB
ãPöqs)ø9$#
z`Ï%©!$# (#qç/¤x. $uZÏG»t$t«Î/ öNåk|¦àÿRr&ur (#qçR%x.
tbqãKÎ=ôàt
Amat buruklah orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka sendiri berbuat zalim. Dan
betapa jelek perumpamaan mereka dalam berbagai perumpamaan. Karena mereka
berpaling dari memikirkan ayat-ayat kami, dan hanya memandang padanya dengan
pandangan permusuhan dan kebencian. Dengan perbuatan mereka seperti itu, mereka
sebenarnya malah menganiaya diri mereka sendiri, karena mereka mengharamkan
diri mereka untuk mengamalkan ayat-ayat tersebut dan menjadikannya jalan yang
akan menyampaikan mereka kepada bahagian-bahagian du dunia dan akhirat.
Al-Qur`an tidak menyebutkan nama
siapa yang dijadikan perumpamaan, dari bangsa apa dan dari negara mana, begitu
pula dalam hadist shahih, tidak ada keterangan mengenai itu. Maka dalam memberi
nasihatm kita tidak perlu menerangakan siapa namanya, sekalipun tafsir yang
berdasarkan astar (tafsir bil ma`sur) para perawinya meeriwayatkan banyak
riwayat tentang siapa orang yang dimaksud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar